Minggu, 13 Februari 2011

Muhammad Assad, Mutiara dari Indonesia



Ada sesuatu yang berbeda jika Anda mengunjungi www.muhammadassad.wordpress.com. Sesuai dengan namanya, blog itu milik Muhammad Assad, pemuda kelahiran Jakarta, 16 Januari 1987. Di sana, Anda akan menemukan bagaimana Assad—biasa ia disapa—mencoba mengangkat kisah dan problematika hidup sehari-hari melalui pendekatan Al Quran dan hadits. Yang menarik, tulisan Assad tampil dalam ulasan-ulasan yang ringan dan mudah dicerna.

Karena kekhasannya, blog lulusan MAN Insan Cendekia itu dengan singkat menarik perhatian ratusan ribu pengguna internet. Hanya berselang setahun sejak Assad pertama kali menulis pada bulan November 2009, sudah 160.000 orang lebih yang berkunjung ke blognya. Jumlah tersebut berpotensi besar untuk naik mengingat pada tanggal 29 Januari yang lalu Assad baru saja menerbitkan kumpulan tulisan di halaman blognya dalam sebuah buku berjudul Notes From Qatar (NFQ). Buku ini rasanya tak bisa dipandang sebelah mata. Selain pendekatan religius yang terasa kental didalamnya, foreword (kata pengantar) buku ini ditulis langsung oleh Her Highness Sheikha Mozah bint Nasser Al-Missned yang merupakan First Lady of Qatar. Tak hanya itu saja, Anda juga bisa menyimak kolom menarik berjudul Mentor’s Note yang ditulis langsung oleh Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Sosial Dr. Salim Segaf Al-Jufri, dan Pengusaha Muda Sandiaga Salahuddin Uno.

Assad sendiri mengaku niat awalnya menulis buku berangkat dari keinginan untuk mengaitkan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan ajaran Al Quran dan Al Hadits. “Tujuan utamanya adalah gue pingin ngasih tahu generasi muda bahwa Al Quran itu bukan hanya kita temuin di masjid atau sekolah aja, tapi di seluruh aspek kehidupan,” ungkap Assad. LulusanBusiness Information Systems dari University of Technology Petronas (UTP), Malaysia dengan beasiswa penuh dari Petronas itu juga berharap NFQ dapat menjadi salah satu media dakwah alternatif. S1 Program



Mimpi menulis buku
Bagi Assad, menulis buku adalah salah satu mimpinya yang sudah terwujud. Penerima Rector’s Gold Award, The Best International Student Award, dan Chancellor Award­­—penghargaan tertinggi yang diberikan langsung oleh Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohamad—dari UTP tersebut mengungkapkan,”Dulu gue punya cita-cita. Sekarang gue beli buku orang, next time orang yang bakal beli buku gue.” Cita-citanya itu kini terkabul. Kehadiran NFQ di berbagai toko buku tanah air membuat pemuda tampan itu merasa sangat senang dan bersyukur.
 
Selama menulis NFQ, Assad menyatakan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi sebenarnya lebih kepada masalah komitmen. Sejak akhir tahun 2009, ia mencoba untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan dalam blog setiap hari Jumat. Namun, hal tersebut ternyata tidak mudah dicapai di tengah aktivitasnya saat ini sebagai mahasiswa S2 Program M.Sc of Islamic Finance di Qatar Faculty of Islamic Studies, Doha. ”Mungkin susahnya untuk komitmen, karena kadang hari Kamis atau Jumat pagi ada yang harus dikerjain, jadi enggak nulis, tutur penerima beasiswa S2 dari Emir Qatar, His Highness Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani tersebut.


Assad mencoba lebih keras dalam menghadapi tantangan yang berkaitan dengan komitmen di atas. Respon baik dan dukungan orang-orang terdekat atas rencananya menulis buku menjadi pemantik semangat tersendiri. Apalagi sejumlah sahabat turut membantunya, semisal dalam pembuatan desain sampul depan NFQ dan pemberian masukan terhadap isi buku. Fakta ini berhsail membuat Assad semakin bersemangat mengerjakan NFQ. Bahkan ia sampai tergerak untuk meminta kesediaan Her Highness Sheikha Mozah bint Nasser Al-Missed sebagai First Lady of Qatar untuk memberikan kata sambutan dalam buku karangannya. Padahal pemuda yang pada tahun 2009 diundang oleh UNESCO sebagai perwakilan Indonesia dalam Asian Youth Forum di Korea Selatan itu tak mengenal Sheikha Mozah secara khusus.

Assad bercerita, dengan sedikit nekad, suatu saat ia mendatangi kantor Sheikha Mozah yang kebetulan tak jauh dari kampusnya. Di sana, ia menunggu Ibu Negara Qatar tersebut keluar dari kantor. Ketika sosok yang ingin ditemui terlihat, Assad langsung menghampiri dan menyampaikan maksud kedatangannya. Pengagum penulis Malcolm Gladwell tersebut menceritakan,”Gue langsung perkenalkan diri gue. Gue bilang gue lagi nulis buku Notes From Qatar.” Sheikha Mozah ternyata sangat tertarik dengan ide Assad dan tidak berkeberatan untuk menyampaikan kata pengantar. Assad pun sangat beryukur dan mengaku memiliki kebanggaan tersendiri lantaran hal ini. “Alhamdulillah memang. Dapat bantuan juga dari Allah,” sambungnya.

Cerita berlanjut ketika Assad menawarkan draft NFQ kepada penerbit di Indonesia. Dari tiga perusahaan yang dituju, dua diantaranya menyatakan bahwa setelah empat bulan baru akan ditentukan apakah draft karangan Assad layak diterbitkan atau tidak. Namun, di luar dugaan pemilik hobi menulis, bermain basket, musik (drum), dan traveling itu, respon sangat positif datang cepat dari PT Elex Media Komputindo, grup Kompas Gramedia. “Luar biasanya gue kirim (draft) jam 8 pagi, jam 12 siang mereka langsung bales. Mereka bilang tertarik dengan buku ini. Alhamdulillah banget kan,” ungkap Assad bersemangat. 



Setelah NFQ terbit
Setelah NFQ muncul di tengah masyarakat, kesibukan Assad semakin padat. Selain menghadiri acara booksigning di beberapa toko buku di dalam dan luar Jakarta, ia juga melakukan “promosi” hasil karyanya tersebut ke sejumlah stasiun televisi dan radio. Tak hanya itu, Assad juga cukup banyak menerima undangan untuk memberikan motivasi kepada anak-anak muda di beberapa daerah. Pria yang semasa kuliah di Malaysia pernah terpilih menjadi President of International Student Council yang bertugas memimpin mahasiswa internasional dari sekitar 25 negara itu menuturkan banyak pengalaman berharga yang diperolehnya dari serangkaian kegiatan di atas. Selain berkesempatan mengunjungi banyak tempat di Indonesia, Assad juga merasa senang lantaran bisa berbagi semangat dengan banyak anak muda. Ia menjelaskan,”Itu my biggest pleasure. Karena kata Rasul sendiri, sebaik-baik manusia adalah manusia yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Assad memang memiliki perhatian yang cukup besar terhadap bidang kepemudaan di Indonesia. Buku NFQ sengaja ia tulis dengan “bahasa anak muda” dengan tujuan utama memberikan semangat bagi mereka. Assad melihat saat ini cukup banyak anak muda yang menghabiskan waktu dengan berfoya-foya. Sementara itu di sisi yang lain, tak sedikit pula anak muda yang kurang bersemangat dalam menjalani hidup. Padahal ia meyakini bahwa masa muda sangat penting sehingga harus diisi dengan berkarya. Dengan NFQ, Assad mencoba mengajak tunas-tunas bangsa untuk bisa semangat menjalani hidup dengan positif. “Kalau motto gue, muda waktunya berkarya, tua kaya raya, mati masuk surga,” cetus pria yang terpilih sebagai Head of State untuk memimpin 5 Delegasi Muda Indonesia pada acara G8/G20 Youth Summit di Paris, Perancis pada bulan Mei mendatang itu. 



Harapan
Disinggung soal harapannya terhadap buku NFQ, Assad menjawab dengan sederhana. Ia ingin buku tersebut dapat memberikan manfaat kepada orang lain. “Kalau misalkan best seller itu bonus. Maksudnya Allah yang membantu lah. Tapi yang pasti tujuan utamanya adalah gimana buku ini bisa ngasih manfaat kepada orang lain,” tutur Assad. Lebih jauh, ia juga berangan-angan lebih banyak orang di Indonesia akan tertantang untuk membuat buku bagi generasi muda.

Sementara terhadap anak-anak muda yang lain, Assad berharap mereka memiliki semangat dalam menjalani bidang-bidang yang dikerjakan. Menurutnya, tagline dari buku NFQ, yaitu: Positive, Persistence, Pray dapat dijadikan salah satu alternatif pendorong untuk terus berkarya. Sedangkan terhadap dirinya sendiri, Assad berharap dapat terus menjadi pribadi yang lebih bermanfaat bagi agama, negara, dan bangsa. 
  
Sumber : kompasiana.com (Dwinanda Ardhi)

1 komentar:

Dinda mengatakan...

Hm..... sa akun b'dakum akh.....
sa adngu kay 'ilmi an takuna sohihahatan mislukum...Amin.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...